Kamis, Oktober 06, 2011

belum punya judul #15HariMenulisDiBlog

"Untung tadi kita sempet lari! Gak jadi kepergok deh. Hahaha."
Ujarmu polos, sesaat setelah kita dapat tempat duduk di warung yang sedang ramai itu.
Dan kau mulai bisa berceloteh lagi.

Ya, kau memang tak pernah ingin ada yang memergoki kita jalan berdua.
Matamu tak pernah berhenti bergerilya saat kita di keramaian.
Langkahmu cepat seperti kuda Diponegoro telat datang ke perang.
Walau tentu wajahmu tak seperti kuda.
Justru seperti Cinderella yang datang ke pesta dansa, tanpa disiksa ibu tiri terlebih dulu.
Cinderella yang sempat facial ke salon sebelum datang ke pesta.
Cinderella yang wajahnya segar, alih-alih seharian lelah mengerjakan pekerjaan rumah.
Sempurna, tanpa cela.

Maaf, kalo sudah membahas kesempurnaanmu, aku suka salah fokus.

Dan seperti jendral perang pula, kau telah menyiapkan seribu alasan untuk menyangkal kehadiranku.
"Bukan! Ini adikku kok" , cetusmu.
bahkan mungkin kalo orang masih tidak percaya,
ya iyalah gak percaya, kita bahkan juga gak mirip sama sekali.
Sepupu jauh dari luar kota adalah peran terakhir yang mungkin akan kumainkan.

Tapi tak apalah.
Aku tak pernah mempermasalahkan kegiatan lari-kejar-tayang kita ini lebih lanjut.
Toh jika kita cuma berdua, itu lebih baik.


"Tadi kira-kira mereka liat kita gak ya??" , lanjutmu, masih penasaran.
"Gak ngerti. Mereka yang mana aja aku gak tau."
"Yang tadi, cewek dua pake baju biru sama ijooo.."
"Gimana bisa liat, aku langsung kamu tarik gitu -,-"
"Hahahahaha", tawamu tengil.

Tak lama pesanan pun datang.
Baguslah, kita tak perlu berdebat soal temanmu-pakai-baju-apa-dan-dimana lagi.
Aku lebih suka membahas tentang kita berdua saja.
Dan kini kau pun malah mulai asik mengacak-acak menumu sendiri.

"Kok gak dihabisin telurnya? Gak suka pedes?" , kulihat ada potongan cabe di situ.
"Suka dong! Cewek kalo suka makan pedes bagus tau. Memperlancar produksi ASI."
"-,-"
"Aku memang porsi makannya dikit. Pokoknya kalo makan sama aku harus siap makan dua porsi. Kamu abisin ya?? Kan sayang makananku kalo kebuang."
"Katanya sayang kebuang, tapi gak dihabisin sendiri."
"hahahaha" , tawamu, tetap tengil.







Mungkin kau tak pernah menawarkan hatimu, ataupun sedikit membuka pintunya. Tapi sorotmu ikhlas saat kau sodorkan separuh telur dadar itu. Terimakasih :)

2 komentar:

#eeaaaakkkkkk :))
icikitir
*udah gitu doang*

curcol atau fiktif mas?
lucuk tapinyaaa
aku senyum2 sendiri bacanya :D

Posting Komentar