Senin, Oktober 10, 2011

Kopdar Masak @ResepMini


Minggu lalu (2 okt 2011) setelah diundang secara langsung oleh Mbak Astrid (@AkuSukaMasak) untuk meramaikan acara Kopdar Masak @ResepMini di Warung Wedangan Jl. Brotojoyo 4D no 15a Semarang yang disupport oleh Kecap Black Gold.

Tadinya ingin pula mengajak beberapa teman dari komunitas Fiksimini untuk ikut bergabung masak. Tapi ya karena lagi pada berhalangan, yasudah terpaksa saya datang sendiri. Bermodalkan perut kosong :9
#dikeplak

Perwakilan dari beberapa komunitas di Semarang juga terlihat ikut meramaikan kopdar masak tersebut. Malah perwakilan dari komunitas Jaringan Rumah Usaha dan dari DotSemarang ikut meramaikan masak bersama.

Mbak Astrid (kiri) dan Thia sedang masak..... atau lagi curhat?? #dikeplak

Masakan Andalanku menjadi tema yang diangkat dalam kopdar kecap ini. Astrid memasak Spaghetti Ayam Kecap, Thia dari DotSemarang memasak Udang Galau, dan Sri dari JRU memasak Ayam Teriyaki disertai sup tahu ayam yang memang sangat pas dinikmati bersama dengan nasi gratis hangat.


Dan setelah masakan selesai, semua terpaksa menjadi juri dan mencicipi masakan sambil berkomentar yang bagus-bagus, karena para peserta masih membawa wajan panas dan pisau di kedua tangan mereka. Tentunya sambil icip mengicip masakan dilanjutkan dengan ngobrol seru dan berbagi ilmu mengenai tips-tips memasak, terutama dari @AkuSukaMasak.

Masakan hasil dari Mbak Astrid dan Thia :D  
Selain acara kopdar masak, Kecap Black Gold juga mengadakan lomba di Facebook Fanpage-nya yang bertema Masakan Andalanku dengan hadiah renovasi dapur senilai 50 juta rupiah lhoo :D *brb ikut lomba*


Kamis, Oktober 06, 2011

belum punya judul #15HariMenulisDiBlog

"Untung tadi kita sempet lari! Gak jadi kepergok deh. Hahaha."
Ujarmu polos, sesaat setelah kita dapat tempat duduk di warung yang sedang ramai itu.
Dan kau mulai bisa berceloteh lagi.

Ya, kau memang tak pernah ingin ada yang memergoki kita jalan berdua.
Matamu tak pernah berhenti bergerilya saat kita di keramaian.
Langkahmu cepat seperti kuda Diponegoro telat datang ke perang.
Walau tentu wajahmu tak seperti kuda.
Justru seperti Cinderella yang datang ke pesta dansa, tanpa disiksa ibu tiri terlebih dulu.
Cinderella yang sempat facial ke salon sebelum datang ke pesta.
Cinderella yang wajahnya segar, alih-alih seharian lelah mengerjakan pekerjaan rumah.
Sempurna, tanpa cela.

Maaf, kalo sudah membahas kesempurnaanmu, aku suka salah fokus.

Dan seperti jendral perang pula, kau telah menyiapkan seribu alasan untuk menyangkal kehadiranku.
"Bukan! Ini adikku kok" , cetusmu.
bahkan mungkin kalo orang masih tidak percaya,
ya iyalah gak percaya, kita bahkan juga gak mirip sama sekali.
Sepupu jauh dari luar kota adalah peran terakhir yang mungkin akan kumainkan.

Tapi tak apalah.
Aku tak pernah mempermasalahkan kegiatan lari-kejar-tayang kita ini lebih lanjut.
Toh jika kita cuma berdua, itu lebih baik.


"Tadi kira-kira mereka liat kita gak ya??" , lanjutmu, masih penasaran.
"Gak ngerti. Mereka yang mana aja aku gak tau."
"Yang tadi, cewek dua pake baju biru sama ijooo.."
"Gimana bisa liat, aku langsung kamu tarik gitu -,-"
"Hahahahaha", tawamu tengil.

Tak lama pesanan pun datang.
Baguslah, kita tak perlu berdebat soal temanmu-pakai-baju-apa-dan-dimana lagi.
Aku lebih suka membahas tentang kita berdua saja.
Dan kini kau pun malah mulai asik mengacak-acak menumu sendiri.

"Kok gak dihabisin telurnya? Gak suka pedes?" , kulihat ada potongan cabe di situ.
"Suka dong! Cewek kalo suka makan pedes bagus tau. Memperlancar produksi ASI."
"-,-"
"Aku memang porsi makannya dikit. Pokoknya kalo makan sama aku harus siap makan dua porsi. Kamu abisin ya?? Kan sayang makananku kalo kebuang."
"Katanya sayang kebuang, tapi gak dihabisin sendiri."
"hahahaha" , tawamu, tetap tengil.







Mungkin kau tak pernah menawarkan hatimu, ataupun sedikit membuka pintunya. Tapi sorotmu ikhlas saat kau sodorkan separuh telur dadar itu. Terimakasih :)

Selasa, Oktober 04, 2011

O.. Oo.. Siapa Dia?? #15HariMenulisDiBlog

Kenangan gue saat masih di taman kanak-kanak mungkin terhenti hanya pada seputaran orang.
Iya. Hanya segelintir orang yang memang temen deket gue waktu itu.
Misal saja: Wicak dan Indra, yang selalu duduk disisi dan kanan gue.
Iya, gue dari kecil juga udah egois. Maunya duduk tengah. #sikap

Kemudian perjalanan pulang yang mengharuskan menyebrangi jalan raya,
membuat ibu harus selalu menjemput anaknya ini.
Tak tega anaknya menyebrang jalan sendiri.
Dan saat pulang bersama ibu, pasti ibu jalan bersama ibu-ibu lain.
Salah satunya ibunya Nana.
Yang mungkin justru lebih banyak kami jalan berempat.
Ibu kami saling mengobrol, kami berdua hanya diam. Sambil tetap berjalan beriringan.
Ya, ritual pulang bersama Nana setiap harinya ini lah salah satu memory paling kuat saat gue masih TK.

Hingga akhirnya kami semua masuk SD.
Dan bahkan gue harus pindah rumah.
Itulah saat terakhir mungkin gue ketemu Nana.
Yang mana wajahnya aja gue gak inget -,-


....... 9 tahun kemudian ........


Hari pertama masuk STM.

"Elok? Lo Elok kan?" , beberapa mata ngeliatin gue.
Iyalah, siapa coba yg tiba-tiba berani sok akrab sama Elok, cewek tercantik se-jurusan. #cailah

"Heem, aku Elok. Siapa ya??"
"Imam, Lok. Temenmu ngaji dulu"
"Oh kamu to. Yang anak RT 9 itu kan?"
"Hooh.."

Udah sih, gitu doang.
Intinya Elok adalah tetangga gue dulu, jaman masih tinggal di rumah lama.
Jaman gue masih TK.
Dan jaman...

"Eh, Lok. Lo temennya Nana bukan??",
Tiba-tiba gue teringat nama itu.
Udah hampir 10 tahun, sejak nama itu terakhir disebut.

"Iyo. Nana yang rumahnya belakang tukang bakso itu kan?"
"Hooh.. Temen TK-ku itu. Sekarang kayak apa ya bentuknya? Hahaha"
"Liat aja gih fesbuk-nya. Ada di list-ku."
"Oh iyaa.." #tepokjidat

............ malam harinya ............


 "Oh ini Nana sekarang?? Lucu, pake krudung lagi sekarang."
batin gue malam itu.

Tak lama laptop gue matiin.
Paketan internet abis cyiin. #lah


.......... keesokan harinya ..........


"Eh Lok, fesbuk Nana udah ketemu dong."
"Hooo.. Terus terus??"
"Yaudah sih, pengen tau aja."
"Halah.. Naksir ya? Naksir ya?? CLBK ya??"
"Wooo... Enggak dong. hahahaha"
Lalu kamipun hanya tertawa mengingat masa-masa kecil kami dulu.

Dan kenangan selama hampir 10 taun, kembali terbang tak tersisa.





"Nana bukan tipe gue sih ternyata", lanjut gue dalam batin.
#diinjek-injek #samapembaca #cailahpembaca

Kerudung merah jangan sampe lepas #15HariMenulisDiBlog

Pagi ini, dengan sangat terpaksa gue bangun pagi.
Ya, pagi ini adalah jadwal gue untuk ikut test masuk saringan mahasiswa baru.

Dengan muka males, ya males lah, biasanya jam segini masih tidur.
Gue sudah duduk di kursi yang memang sudah jadi jatah gue duduk di situ.

"Udah setengah delapan, napa masih banyak yang kosong gini??"
Padahal jadwal yang tertera, tes dimulai jam setengah delapan. Lah. -,-

Akhirnya ya dengan bengong, gue cuma ngeliatin sekitar.
Ada yang masih aja sibuk belajar sampe sekarang.
Ada juga yang kayaknya grogi abis.
Ada yang...

seketika gue ambil ponsel, dan mengetikkan beberapa pesan ke "group chat".

"KERUDUNG MERAH SEBELAH KIRI... "
"#eaaaaa"
'Pepet terooos..'
"YANG INI LUCUNYA NAUDZUBILLAH"
"apaan sih lu ah -,-"
"eh bentar, ini tes-nya mau mulai"


.............. 2 jam kemudian ...................


"Udah selesai tweeps.."
"Gimana bisa tadi ngerjainnya?"
"Udah jangan tanya-tanya tes-nya dulu, ini kerudung merah diapain nih??"
"-,-"
"Ini gue lagi jalan, persis di belakangnya. Lucu sih, tapi kok... KOK MIRIP MANTAN SIH??"
"Ngahahahaha.. mungkin emang selera lo yang kayak gitu :))"
"Serius mirip banget... T,T"
"Udah ajak kenalan, buru."
"Tapi masak gue ajak kenalan cuma karna mirip mantan, gak etis lah"
"Alah, banyak alasan lu"
'Iyaa.. cepetan kenalan. Lumayan kan, nanti masuk kuliah udah plus gandengannya ;;)'
"Tapi aku maluu mau kenalan :''>"
"Laki gak lo... kalo laki ajak kenalan."
'Ayo! Tunjukkan kejantananmu (?)'
"Bentar..."



"Yah, ini gue udah di parkiran. dia ilang.."

Senin, Oktober 03, 2011

Not such a good way to start a day..

Tiba-tiba gue terbangun jam 3 kurang 10 menit.
15 menit lebih awal dari waktu alarm yang telah gue pasang.

Tak lama ritual pertama gue mulai, solat.
(tanpa bermaksud riya')
Bukan, bukan solat tahajud. Hanya solat Isya, yang sengaja ditunda.
Gue emang lebih suka solat pas malem. Sepi, lebih tenang.
Atau mungkin setan di diri gue aja yang menang, yg menyuruh gue menunda-nundanya.
entahlah..

Well, kemudian gue mulai ke dapur.
"masak mie aja lah, males ngangetin sayur" , batin gue saat itu.
Iyalah.. orang bangun sendiri, mau ngomong sama siapa.

Lalu gue ambil satu mie goreng.
Gue buka, dan mulai direbus.
hingga..

"Loh?? Kok Indomie sih?? Kirain Mie Sedap"
Iya. Dari 6 tumpukan mie. Gue justru mengambil 1 mie yang berbeda.
Yang justru gue kurang suka.
tapi ya sudah lah, udah kebuka juga.

Prosesi masak pun berjalan lancar.
Hingga mie yang direbus sudah matang, dan bumbu udah gue siapkan di piring.
Dan gue mulai tiriskan itu mie.
Pake saringan, jadi mie-nya ketinggal di saringan, airnya kebuang.
Lalu tersisalah panci kosong di tangan kanan, saringan penuh mie di tangan kiri.
Perlahan gue taruh panci kembali ke atas kompor.
Lalu mulai menuang mie ke dalam piring.
Sebelum...

Panci yang gue taruh tadi ternyata gak imbang, berat di gagangnya.
Dengan posisi kosong, oleng lah ia.
Lalu terjatuh..
*TANGG!!!*
Suara logam panci beradu dengan lantai.

Gue kaget, reflek menghindar agar gak terkena panci panas.
Hingga membuat saringan penuh mie yang gue bawa di tangan kiri,
ikutan numplek...
semua..
iya, numplek semua..

duh.

Dengan bingung, gue ambil itu mie panas, mau gue taruh lagi di atas piring.
dengan tangan kosong...
"Njrit. Panas!"
yaiyalah... panas.

Setelah gue ambil, dan gue lap sisa-sisa yang ada di lantai,
ternyata orang rumah jadi pada bangun karna kebisingan tadi.
"Lho?? Mie-nya kamu ambil lagi? buang buang.. udah jatuh juga"

Gue cuma bisa bengong.
yaudah lah nurut aja,
akhirnya gue buang itu mie, gue masak lagi.
*sigh*




mungkin malaikat menang dengan membangunkan gue lebih awal,
tapi setan tak tinggal diam dan membiarkan gue makan dengan tenang.

Minggu, Oktober 02, 2011

Gotcha... #15HariMenulisDiBlog

Berawal dari rutinitas kerjaan yang membuat gue terbiasa menatap layar monitor 12 jam per hari.
Gak ada yang spesial, kecuali sesekali mengintip twitter yang entah kenapa penghuninya tak pernah berhenti berceloteh.
Ya sesekali sih berhenti, kalo server twitter lagi down. #yakaleee

Hingga suatu hari nama itu muncul.
Sebuah nama akun yang entah dapat mukjizat darimana,
memakai foto seorang bidadari di kolom avatar-nya.

Hari pertama..

Hari kedua...

Hari ketiga...
Entah kenapa nama itu semakin sering muncul,
dan entah kenapa aku semakin sering pula memperhatikan setiap yang ia ketikkan.

Hari keempat..

Hari kelima..

Hari keenam..
"Ciyeeh.. anak kebo udah bangun aja jam segini", sapaku.
hebat, kini aku malah hafal jam tidur dan bangun tidurnya.

Hari ketujuh..

Hari kedelapan..
"Makasih ya. Postinganku kamu masukin blogmu", sapanya di pagi itu.
Oh, dia ternyata juga mulai mengintip blog-ku.
Sama seperti yang kulakukan beberapa hari ini, membaca blog-nya, hingga habis.


Hari kesembilan..


Hari kesepuluh..
Entah kenapa hari ini ada sesuatu yang agak aneh dengan twitter-ku.
Dan karena merasa dia lah teman twitter yang paling kukenal, aku mulai menyapanya:
"Ini twitter-ku kenapa ya? Kamu ngerti?"
Dia pun membalas dengan cepat,
"Hah?? Emang kenapa?" 

..... 15 menit .....


..... 30 menit .....


Tak kunjung ku balas sapaannya.
Namun jemariku bergerak, mulai mengetikkan sedikit pesan, di kolom "direct message"-nya.
"Maaf, sinyalku lagi jelek, mau ngetwit susah. Kamu SMS aja, nomerku 085740144245"

Tak lama, layar ponselku pun menyala.
Sebuah pesan nampak di layar.

From: 085742293105
Mssg: Ini aku. Gimana twitter kamu? Udah beres?




Yak, akhirnya ku tau nomer ponselmu..