Minggu, Januari 15, 2012

Kepada Bidadari Pewujud Mimpi

Selamat malam, sayang.
Ya, 'sayang'.
Sapaan yang mungkin belakangan lebih sering kita ucapkan.
Yaiyasih, secara udah jadian :p

Mungkin kamu bingung kenapa tiba-tiba aku menulis surat ini.
Sebut saja aku sedang ikut program: 30 Hari Menulis Surat Cinta.
Iya, aku ngerti kamu pasti bingung.
Program apa itu? Dan kenapa pula aku mengikutinya?
Kelak bertanyalah dan akan kuperkenalkan sedikit duniaku :)

Kali ini aku cuma ingin bilang, apa yang terjadi belakangan ini mungkin adalah mimpi terbesarku saat kecil dulu.
Saat aku masih sebatas mengagumimu dan hanya memandang dari jauh seperti bocah cupu.
Aku masih ingat caramu mengenakan jaket coklatmu yg lengannya selalu kau gulung se-siku.
Atau aku yg memperhatikan caramu berjalan dan mencuri pandang dari belakang.
Atau aku yang terkejut bukan kepalang, saat tahu kita bisa kembali bersekolah di tempat yg sama untuk kedua kalinya.

Dan berjalannya waktu, aku makin tenggelam di duniaku. Dunia yang tentu tak pernah terpikir akan ada kamu di dalamnya.
Mungkin dulu kita seperti rel kereta, saling beriringan tapi tak akan mungkin untuk bersatu.

Eh ini udah ngalor ngidul belum ya? Maaf, kenangan tentangmu terlalu banyak dan jauh. Suka gak fokus jadinya.

Dan jujur sekarang aku masih belum percaya kalau kita bisa seperti ini.
Saat aku bisa dengan mudahnya mengucap sayang padamu dan tentu kau yang selalu setia membalasnya :)

Sekarang, ijinkan aku berterimakasih atas tangan kiri yang selalu kau sediakan untuk kugenggam saat lalu lintas melambat.
Juga atas senyum manis yang tak lupa kau pasang saat kita berjumpa diam-diam.
Terimakasih kini kau mewujudkan mimpiku dulu.


Dari pria yang mencintaimu,
Imam

0 komentar:

Posting Komentar